Thursday, July 14, 2011

Posyandu Ujung Tombak Perbaikan Gizi Anak

(Foto: google)

(Foto: google)

POSYANDU telah lama dimanfaatkan ibu Indonesia untuk memonitor perkembangan tumbuh kembang anak. Lebih lanjut, posyandu ternyata juga menjadi ujung tombak perbaikan status gizi mereka.

Moms di perkotaan bisa memantau perkembangan tumbuh kembang buah hati lewat konsultasi bersama dokter spesialis anak. Namun bagi ibu yang tinggal di pedesaan, tak perlu berkecil hati dan jadi malas mengamati perkembangan mereka. Posyandu bisa menjadi tempat ideal untuk Moms memantau pertumbuhan sekaligus wadah perbaikan status gizi si kecil.

"Saya melakukan kajian tentang pentingnya peranan Posyandu bagi masyarakat di beberapa kabupaten/kota pada 2010 untuk memastikan tumbuh kembang anak Indonesia agar optimal. Kajian mengungkapkan bahwa semakin sering ibu dan anak berpartisipasi ke Posyandu, maka semakin besar peluangnya untuk berstatus gizi baik," papar Prof Dr Ir Ali Khomsan MS, Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor dalam siaran persnya.

"Hal ini tidak terlepas dari sistem monitoring berat badan yang dilakukan Posyandu setiap bulan, sehingga setiap kali terjadi penyimpangan dalam pertumbuhan anak, maka segera dapat diperbaiki melalui perbaikan pola konsumsi pangan anak," lanjutnya.

Potensi Posyandu dimanfaatkan oleh pemerintah daerah Nusa Tenggara Timur (NTT), provinsi termiskin kelima di Indonesia yang memiliki tingkat kerawanan pangan paling mengkhawatirkan.

"Posyandu menjadi ujung tombak perbaikan gizi anak. Pada program 1000 hari, kami memberi bantuan pangan lokal yang telah diolah menjadi bubur, untuk usia 0-2 tahun atau golden age," kata Drs Bertoldus Lalo MM, Kepala Perwakilan Pemerintahan NTT pada konferensi pers "Tuntaskan Malnutrisi Demi Masa Depan Lebih Baik" di A&W Restaurants Mal Pondok Indah I, Jakarta Selatan, Kamis (14/7/2011).

Program 1000 hari digagas dan dilaksanakan pemerintah daerah NTT bersama World Food Program (WFP) dan A&W Restaurants Indonesia. Waktu 1000 hari dihitung mulai janin di dalam kandungan (sekira 9 bulan=270 hari) ditambah dua tahun setelah bayi dilahirkan (24 bulan=730 hari).

"1000 hari pertama adalah masa yang penting dalam pertumbuhan anak. Kami memang juga fokus pada manajemen bencana, tapi prioritas utama lebih kepada program 1000 hari," sahut Peter Guest, Deputy Country Director WFP Indonesia pada kesempatan yang sama.

Data Badan Pusat Statistik dan Riskesdas pada 2010 sendiri mencatat bahwa 13,2 persen anak NTT mengalami kekurangan gizi kronis, 58,4 persen balita mengalami kekerdilan, dan 29,4 persen balita masih kekurangan berat badan. "Hasilnya, setelah diberikan dua kali, berat badan anak-anak meningkat secara signifikan," ujar Bertoldus.

"Sebenarnya, kami membutuhkan tenaga pakar gizi agar bahan pangan lokal bisa dibuat menu yang menarik dan memiliki cita rasa enak untuk anak-anak," imbuhnya.

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (berat atau tinggi) seorang anak. Anak yang sehat tidak hanya akan bertumbuh secara fisik, tetapi juga berkembang kemampuannya.

Oleh sebab itu, memiliki anak yang aktif (bergerak, berlari, lincah) dan tanggap (responsif terhadap stimulus) adalah harapan setiap orangtua. Untuk menjamin anak agar tumbuh, aktif, dan tanggap, maka diperlukan asupan gizi yang cukup, selain pola asuh dan tingkat pengetahuan ibu.

(ftr)
Sent from Indosat BlackBerry powered by
  • Sosialisasi AACP pada Bidan Cegah Kelahiran Prematur
  • Bawa Hasil Radiologi, Anda Bisa Konsultasi Virtual
  • Balas Dendam Tidur di Akhir Pekan Tidak Efektif
  • Cepat Berhenti Merokok, Makin Menguntungkan
  • Cara Konsultasi Kesehatan dengan Dokter di Dunia Maya
  • Yuk, Konsultasi Medis Tanpa ke Luar Negeri!
  • Dos & Don'ts Tidur Lebih Nyenyak
  • Mengapa Sulit Berhenti Merokok?
  • Ini Dia Solusi Kalahkan Adiksi Nikotin

Source: http://lifestyle.okezone.com/read/2011/07/14/195/479923/posyandu-ujung-tombak-perbaikan-gizi-anak

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...