Waspadai komplikasi kronis diabetes, cegah kebocoran ginjal seminimal mungkin dengan tatalaksana yang tepat. (Kegiatan edukasi sebagai bagian dari Penyelenggaraan The 20th Jakarta Diabetes Meeting)
"Agar tidak terjadi penurunan fungsi ginjal yang diakibatkan oleh nefropati diabetik, maka sebaiknya rutin memeriksakan tekanan darah, kadar gula darah, dan kadar lemak dalam tubuh. Oleh karena itu, empat pilar penatalaksanaan DM (edukasi, nutrisi, aktivitas fisik dan pengobatan) harus tetap dilaksanakan," dikatakan Dr. dr. Budiman Widjojo, SpPD pada acara edukasi media hari Rabu, tanggal 27 Juli silam.
Edukasi media ini merupakan rangkaian kegiatan The 20th Jakarta Diabets Meeting (JDM) di samping kegiatan-kegiatan lain seperti seminar awam yang juga diselenggarakan di hari yang sama.
Gejala nefropati diabetik baru terasa saat kerusakan ginjal sudah parah, yakni ditandai dengan bengkak pada kaki dan wajah, mual, muntah, lesu, sakit kepala, gatal, sering cegukan dan mengalami penurunan berat badan. Walaupun gejala komplikasi yang timbul seringkali tidak khas, terdapat cara untuk melakukan deteksi dini yakni dengan cara memeriksakan urin; apakah sudah terdapat protein di dalam urin (albuminuria).
Mekanisme diabetes dalam merusak ginjal diawali dengan tingginya gula darah dalam tubuh sehingga bereaksi dengan protein yang pada akhirnya mengubah struktur dan fungsi sel, termasuk membrane basal glomerulus. Akibatnya, penghalang protein rusak dan terjadi kebocoran protein ke urin (albuminuria).
Berkaitan dengan ibadah puasa, dr. Imam Subekti, SpPD-KEMD, pada kesempatan yang sama mengatakan, "Jika para diabetisi berencana untuk menjalankan ibadah puasa, sangat penting untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Dokter akan memberikan saran tentang bagaimana car amengontrol diabetes sepanjang bulan puasa. Diabetisi diharapkan dapat berdiskusi dengan para dokter tentang kesulitan yang mereka hadapi saat masa puasa sebelumnya dan cara mengatasinya. Dokter juga akan memberikan cara pengobatan yang harus dilakukan sehingga diabetisi dapat berpuasa dengan aman."
Kemungkinan kadar gula darah akan meningkat jika pengobatan tidak dilakukan, atau jika mereka kurang aktif bergerak. Untuk mengurangi kemungkinan mengalami kondisi hipoglikemi, diabetisi dianjurkan untuk lebih banyak beristirahat selama masa puasa. Jika saat puasa merasa mengalami hipoglikemi, segera konsumsi minuman yang manis dan diikuti dengan makanan yang bertepung. Puasa dapat dibatalkan karena hukum Islam juga menganjurkan agar tidak berpuasa jika dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan, begitu juga saat terjadi hipoglikemi.
Hal yang juga berbahaya adalah saat kadar glukosa darah menjadi sangat tinggi saat tingkat pengobatan tidak dijalankan. Hal ini dapat menyebabkan ketoasidosisi (Diabetic Ketoacidosis/DKA), kondisi di mana pasien harus mendapat perawatan di rumah sakit. Gejala DKA adalah merasa haus dan berkemih dalam jumlah yang banyak. Jika seseorang sedang berpuasa dan tidak minum untuk mengurangi rasa haus mereka, dehidrasi akan cepat terjadi dan harus mendapat perawatan di rumah sakit.
"Jenis makanan yang dikonsumsi haruslah diperhatikan. Sangat penting untuk tidak melupakan pola makan sehat yang diterapkan pada asupan sehari-hari. Bukan berarti tidak diperbolehkan untuk menikmati makanan spesial pada bulan istimewa ini, akan tetapi perhatikan dari segi takaran/kuantitasnya dan pilihlah yang lebih sehat, misalnya minumlah minuman yang tidak mengandung gula dan makanlah buah-buahan dan sayur-sayuran dalam jumlah banyak. Beberapa diabetisi juga harus memastikan bahwa mereka mengurangi konsumsi garam saat puasa untuk mengurangi efek dehidrasi. Pada intinya diabetisi yang melakukan kontrol secara teratur dan aktif bergerak sangat diperbolehkan untuk berpuasa, namun sekali lagi hal ini terlebih dahulu harus didiskusikan dengan dokter," lanjutnya.
Pengukuran gula darah secara berkala amat penting bagi diabetisi. Dengan cara itulah diabetisi dapat menghindari risiko terjadinya penurunan kadar gula darah secara drastis (hipoglikemi) dan dapat segera mengetahui bila terjadi peningkatan gula darah.
"JDM merupakan pertemuan tahunan para pakar diabetes yang bertujuan untuk berbagi perkembangan terbaru mengenai diabetes. Acara yang digelar dalam rangka peringatan Hari Diabetes Sedunia pada tahun ini mengambil tema The ARti of Diabetes Management: Stratification Approach dengan harapan para peserta dapat memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap dasar-dasar patofisiologi sebagai acuan dalam praktek menangani diabetes.
"Diharapkan dengan kegiatan edukasi ke berbagai pihak yakni media, kalangan awam dan para pakar diabetes, kepedulian terhadap penyakit diabetes dapat ditingkatkan sehingga prevalensi diabetes akan menurun di masa depan dan para diabetisi akan terhindar dari komplikasi kronis seperti nefropati diabetik," tutup dr. Budiman, selaku Ketua Panitia JDM yang ke-20. (prl/miw)
--
Source: http://woman.kapanlagi.com/kesehatan/9628-puasa-untuk-diabetisi-dan-pencegahan-ginjal-bocor.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com
No comments:
Post a Comment