Dahlan Iskan (perskita.wordpress.com)
VIVAnews - Direktur Utama PLN, Dahlan Iskan, pernah merasakan kejamnya hepatitis B. Ia merasakan betapa penyakit itu datang tanpa gejala hingga berkembang menjadi kanker hati. Pengalamannya berjuang melawan penyakit mematikan itulah yang kemudian membuatnya aktif berkampanye untuk menyerukan pentingnya vaksin hepatitis.
Dahlan hadir sebagai tamu khusus untuk membagi pengalamannya berjuang mengalahkan maut, dalam seminar memeringati Hari Hepatitis Sedunia di Kementrian Kesehatan, Kamis, 28 Juli 2011.
Pada 6 Agustus 2007, mantan CEO Jawa Pos tersebut melakukan transplantasi hati di Oriental Organ Transplant Center (OOTC), Tianjin, China. "Sudah empat tahun saya lolos dari maut. Sebelumnya, saya telat mengetahui bahwa saya menderita hepatitis dan akhirnya jadi kanker. Tidak ada jalan lain selain transplantasi hati," ujar Dahlan.
Penderitaannya sebagai penderita hepatitis tak berhenti sampai di situ. Meski berhasil lolos dari maut, Dahlan tetap perlu melakukan ritual rutin secara disiplin. Setelah melakukan transplantasi, ia wajib mengonsumsi obat dua kali sehari yang disertai puasa dua jam sebelumnya dan satu jam setelahnya.
"Mungkin memang harus seperti itu jalannya dan harus makan obat seumur hidup, tapi hal itu saya anggap seperti makan nasi. Karena saya pernah merasakan sakitnya. Oleh karena itu, sebelum terlambat, penting lakukan imunisasi hepatitis," katanya.
Sebagai penderita hepatitis, Dahlan terus aktif mengampanyekan bahaya penyakit mematikan tanpa gejala ini. Bahkan, ia membuka line SMS bagi masyarakat yang ingin mengetahui informasi seputar hepatitis. "Sekitar 10 orang selalu SMS saya setiap hari, dan saya lakukan terus kampanye pencegahan ini serta saya ikuti terus perkembangan hepatitis."
Menurutnya, melakukan vaksinasi hepatitis menjadi cara paling murah sebagai tindakan pencegahan. "Dulu saya sering melakukan pola hidup tidak sehat. Waktu kecil saya sering minum air sungai yang entah bagaimana kondisi kebersihan airnya, makan dengan piring yang sama, kobokan sama. Mungkin itu perilaku tak sehat yang mendorong saya mengalami sakit ini," ujarnya.
Sembari menjaga disiplin mengonsumsi obat-obatan, Dahlan juga rutin melakukan check up kesehatan. Setiap dua minggu sekali, ia wajib melakukan pemeriksaan darah dan setiap 10 hari sekali wajib suntik imunisasi.
"Tak hanya itu, ada pantangan makan yang harus saya patuhi. Tidak boleh mengonsumsi makanan yang membuat kerja liver semakin berat. Di antaranya pantang mengonusmsi alkohol, makanan berpengawet, makan-makanan yang dibakar, lemak, vetsin dan berbagai makanan mengandung kimia. Semua harus saya patuhi," katanya. (eh)
• VIVAnewsBelum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }
28 Jul, 2011--
Source: http://kosmo.vivanews.com/news/read/236550-kisah-dahlan-iskan-lolos-dari-maut
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com
No comments:
Post a Comment