Friday, July 22, 2011

Belanja Sampai Mati

TEMPO Interaktif, Jakarta -Sabtu malam pekan lalu menjadi malam yang menantang adrenalin bagi dua orang yang bersahabat, Stevani dan Livia. Kedua wanita berusia setengah baya ini seolah lupa diri, tak peduli akan kehadiran keluarga, anak, dan suami. Mereka asyik masyuk sepanjang hari mengunjungi beberapa pusat belanja di Ibu Kota untuk memburu, memborong, dan berbelanja habis-habisan. Keduanya tergiur oleh iming-iming program Festival Jakarta Great Sale yang tersebar di seluruh mal di Jakarta sejak Juni sampai Juli.

"Prinsip kami mengutip slogan Miss Jinjing, belanja sampai mati," kata Stevani. "Kami berdua excited sekali menyalurkan hobi berberlanja habis-habisan hingga puas, till dead tadi." Stevani dan Livia tergelak bersama-sama. Livia, ibu dua anak yang bekerja di sebuah perusahaan pertambangan, tak mau kalah. "Keluarga, anak, dan suami sudah paham kebiasaan kami berdua yang doyan shopping atau gila berbelanja."

Masih untung, kata Stevani, tempatnya di Jakarta, bukan di Singapore atau Paris. "Biasanya kami terbang ke sana sebelum ada program begini." Festival Jakarta Great Sale benar-benar memanjakan konsumen untuk memanfaatkan waktu hingga menjelang penutupan. Misalnya di Mal Central Park, Jakarta Barat, yang Minggu malam lalu masih dipadati pengunjung, meski hari sudah larut. Toko-toko dengan brand internasional masih disesaki konsumen yang membongkar boks baju-baju berdiskon hingga 70 persen.

Di sini pula dilakukan acara penutupan festival ini. Tidak terasa program diskon yang digelar di puluhan mal di Jakarta selama sebulan lamanya sejak 17 Juni lalu (bertepatan dengan ulang tahun Jakarta) itu selesai sudah. Program yang diikuti 60 mal ini mengeruk transaksi mencapai Rp 8,7 triliun. Hal ini, menurut ketua panitia festival, Handaka Santosa, melebihi target awal, yakni Rp 8,6 triliun.

Beberapa mal juga menggelar pesta diskon tengah malam atau Midnight Shopping, penawaran program belanja tengah malam dengan diskon hingga 80 persen. Animo serta euforia masyarakat terhadap program belanja tengah malam ini luar biasa. Meski sukses, Handaka berharap tahun depan dukungan pemerintah lebih besar. Terutama publikasi hingga paket dari agen travel pariwisata juga lebih gencar. "Saya merasa publikasi dan sosialisasi belum optimal, tahun depan semoga lebih baik," ujarnya.

Gubernur Jakarta Fauzi Bowo mengaku puas atas capaian festival yang lebih sukses dari tahun-tahun sebelumnya ini. "Ada peningkatan 20 persen, ini menunjukkan bahwa Jakarta punya daya beli yang sangat tinggi," ucapnya. Menurut Foke--panggilan akrab Fauzi--daya beli warga Jakarta bisa mencapai lebih dari US$ 10 ribu dibanding daya beli masyarakat pada umumnya, yakni US$ 4.000. Jakarta menjadi daya tarik bagi warga daerah lain untuk belanja.

Tak hanya warga daerah lain, dia berharap turis asing juga bisa datang dan belanja ke Jakarta. Apalagi jika sudah dijadwalkan secara teratur, harapannya asosiasi agen travel dan perjalanan pariwisata juga membuat paket wisata yang lebih mendukung. Ke depan, Festival Jakarta ini bisa menyaingi Singapura dalam menarik wisatawan untuk belanja. "Silakan pergi ke Singapura, tapi kalau belanja ke sini aja," katanya.

Miss Jinjing Indonesia, Amelia Masniari, menilai kegilaan pencinta belanja tiada batas. Bila seseorang sudah menjadi shopaholic, dia akan selalu berbelanja, tak peduli batas negara dan waktu. "Saya angkat jempol untuk festival ini. Namun sensasi belanja ke luar negeri tiada banding dan tanding. Adrenalinnya berbeda meski di sini sale-nya gila-gilaan," kata penulis buku laris Miss Jinjing itu.

Bagi shopaholic, menurut Amel, belanja bukan sebatas kebutuhan atau alasan fungsional. Bagi mereka, yang menganggap uang bukanlah ukuran, berbelanja merupakan sebuah gaya hidup, tantangan, kesenangan, kesempatan, bahkan prestise. Senada dengan Amel, artis Diah Permatasari mengatakan kegilaan seseorang terhadap belanja sulit dimengerti. "Seperti amnesia, melupakan keluarga atau pekerjaannya untuk terbang dan memburu apa yang diinginkan," ujar bintang sinetron Si Manis Jembatan Ancol ini. Meski yang dibelinya bukan barang penting, suasana berbelanja pada program great sale atau belanja tengah malam menimbulkan sensasi dan menantang adrenalin tersendiri. "Betul kalau pakemnya seperti belanja sampai mati dan pantang berhenti," ujarnya.


22 Jul, 2011


--
Source: http://www.tempointeraktif.com/hg/hobi/2011/07/22/brk,20110722-347771,id.html

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...